CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA ELOK PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA ELOK PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA ELOK PART3, Hasrat-Bispak36 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tidak lama setalah itu, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi benar-benar menyediakan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang dia ketahui dapat dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal kalinya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali bila burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Ujaran Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, perkara yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terbendung waktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah ujarnya pengin nyepong. Kapan keluarnya jika dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, biar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah dan mengaduh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat lagi saya selalu usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Terkadang saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia tambah terangsang sampai pekerjaanku bakal usai bisa semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA ELOK PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman tidak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tak ada siapa siapa kembali waktu saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Mulai sejak kapan Pandu udah ada di sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, tetapi sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap secara jelas.

Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi bila dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih kuat. Dua murid busuk ini dapat lekas melumatku di gudang ini, tetapi yang paling kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Harusnya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku buat berpikiran atau berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Setelah itu dengan urutan ke-2 kakiku yang terus semacam itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruh tehnik oralku supaya Pandu cepat gapai pucuk serta kedepannya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku seusai Dedi usai nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… karena itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya tidak berani menjawab, gak berani melihat. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya gak ingin kelak kawan temanku terpenting Jenny malahan ajukan pertanyaan bertanya bila kelak mataku nampak sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta terus mengoral penis Pandu, sembari menanti hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terbendung waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, memunculkan kesan yang aneh sewaktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan selalu mengerang terhambat, tetapi saya tidak lupa kalaupun saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah dan meronta kesakitan di saat saya rasakan pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi di saat saya menengok ke belakang untuk memandang apa yang sedang dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Namun Dedi nyata-nyata mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi selesai.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Udah, gak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, dan Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang terbendung, namun waktu ini saya gak miliki alternatif lainnya, saya mesti meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta memojokkan bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng tidak lama waktu penis Dedi memotong lubang vaginaku dan terus melesak masuk. Saya pejamkan mata meredam sakit, serta selanjutnya saya selalu usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhambat, dan saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Karena itu saya harus tambah menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung mengendalikan mual gara-gara berbau apek yang melanda hidungku, pula saya mesti menghentikan terasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuma mengharap pengidapanku ini lekas usai. Saya pun mengharapkan busana seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku seusai saya tuntas dicabuli oleh dua begundal ini. Sesudah saya menghimpun segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA ELOK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia mau melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tidak bisa mencegah kepuasan service oralku.

Tetapi saya gak ingin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat membatasi badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sejenak lantas penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan di saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruhnya cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak pengin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya udah sukses. Saya benar-benar jengkel kepadanya.

Saya terlintas bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses kalahkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan teknik yang serupa untuk melepaskan kekecewaanku pada Pandu. Saya lagi mengisap penis di mulutku ini biarpun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum pula tuntas dengannya.

Saya selalu menarik dan menghirup penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta sewaktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama sepertiseperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelintang sehabis saya serta beberapa pacarku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menohokkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya akan meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi tuntas menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti tidak sangat percaya dengan yang barusan berlangsung.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking emosinya.

Keadaan di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir membatasi tangis. Saya benar-benar sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya harus mengatur diriku di toilet, sekalian sekurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya selekasnya mengangkut rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada buat mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat membantu rasa tidak nyaman pada selangkanganku.

Dan sekali ini saya tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran bertukar udah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menuju kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang baru keluar kelasku, dan aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat datang di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Kalaupun masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA ELOK PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak ingin terkena tragedi buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak mesti pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya balik ketujuan ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu habis nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan cemas.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Namun saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur agar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit gak nikmat sebab saya mesti bohong di Jenny yang demikian melihat serta mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacaukanku, meskipun saya tahu ini merupakan yang terpilih, ketimbang ada yang dengarkan percakapan kami saat saya mengakui apa yang sebetulnya terjadi padaku pada saat saya berada pada toilet, ataupun lebih benarnya di gudang barusan.

Tetapi tidak lama setalah itu Jenny telah kembali repot menarik dan mengejekku masalah Andy. Manalagi saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mendidik di kelas kami tidak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat merayuku, serta saya udah hilang akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Dan saat saya tidak tahu mesti melakukan hal apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang tengah dilaksanakan Andy? Apa yang kurang lebih ada pada pemikiran Andy saat ini? Apa dia pikirkanku? Tau-tau saya telah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali jatuh hati deh… hingga sampai sampai saya gak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian memandang ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin ngomong apa ya… saya pengin omong, bila Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan jenis cuek bebek sekalian mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah betul-betul baru-baru ini keluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh begitu dong… aku…", saya mulai was-was bila kalau Jenny bersungguh-sungguh dalam kata tuturnya, serta saya serta terus merengek-rengek.

"Kalaupun begitu kamu tidak boleh menghindar lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya tidak dapat berujar apa apalagi dan mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari membenahi semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tiba-tiba ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana mengeluhkan sewaktu saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen sampai kapan sich anyar suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan cemas.

"Maka itu tidak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari memelukku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA ELOK PART3

Saya lihat ke seputarku, nyatanya memanglah kelasku ini udah kosong disamping kami bertiga. Namun tetap saya risau kalaupun ada yang dengar kalimat mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya gak ingin Andy dengar gosip yang tak tidak, saya gak mau hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Namun, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen buat pisah pada mereka, agar saya tidak terus-terusan menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, kebenaran saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya telah tidak miliki argumen kembali, karenanya saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi geli saat saya menyaksikan sang cebol. Saya terpikir perbuatan biadabnya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Manalagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga tuntas minum, kami selekasnya bayar pesanan kami serta mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama