CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MOLEK PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MOLEK PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MOLEK PART2, Hasrat-Bispak36 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tidak mau menentang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu mengayalkan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya di saat Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan pembicaraan saya sudah tak terselesaikan,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya membikin kamu jadi nikmat di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MOLEK PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu hal yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Benar-benar, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap dan begitu nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya sehabis itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, sesudah ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian katakan, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Dan mendadak saja, Juragan telah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum ketahui banyak berkenaan tubuh laki laki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… namun tidak dapat muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengen kumasuki."


Ini kali Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa tunggu jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, lebih lama makin cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya sampai gak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha meminta Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengerti ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak sejak dulu saja, ya?Terbayang ingatan begitu dalam kepala saya. Tetapi saya abaikan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran serta meminta saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah nampaknya saya. Muka saya pastilah nampak porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Mari terus Denok… saya suka ndengar suaramu bila dientot… mbikin jadi gairah. Kamu suka juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak jika telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak mengerti apa artinya Juragan, dan gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya sarat dengan hati nikmat sebab dientot Juragan. Namun gak lama setelah itu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian senang nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya telah tak perduli semesum apa gantengg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Buat kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Dan pada akhirnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sekalian mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu pengin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MOLEK PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga akhirnya kapabilitas saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya tentu sudah tidak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur serta melekat di seprai dipan Juragan. Juragan terus duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya gak berani hadapi mereka, ditambah lagi sesuai awut-awutan seperti ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok amburadul getho? Habis ngapain kamu?"


Semua pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya terus membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya laksanakan dengan Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya semestinya bersusah-hati atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang berlangsung jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya masih cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap waktu saya butuh uang, saya tidak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya pada laki laki. Saya ketahui ini gak betul, serta semestinya saya stop, tetapi bujukan duwit terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga di kenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Telah malam, dan saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya bila ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, punya rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ujarnya sekalian menyentuh kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruhnya orang yang ada pada sana, sekedar ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dikontrak sebab terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertamanya?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan hanya kerja seperti berikut lebih enteng memperoleh duit. Saya pun tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sesungguhnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Dan setelah itu, saya mendapat duit. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian profesional menjadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Dan saya jadi semakin dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya hingga sampai tahu soal rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya nampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi jika sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pula beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal baru. Contohnya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Tetapi lambat-laun kebiasa juga.  Saya  jadi semakin mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada pada photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah wafat. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sampai kini kesepian, serta hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian  seperti saya. Saya pun jadi tahu jika dahulu, pada saat muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seseorang penari juga.  Sekedar saat itu Juragan belum mempunyai apapun, manalagi penari itu  simpanan seseorang camat. Juragan cuman dapat tonton serta terkagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan karenanya  Juragan terus memohon saya gunakan busana serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula suka bila dapat membuat Juragan suka. Tambah hari saya tambah terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tak betul, namun tubuh saya lagi memohon lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih melakukan cuma karena duwit. Lama-lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MOLEK PART2

Telah tak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya juga semakin berani. Pada akhirnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah merasai tubuh saya, serta saya lantas hamil… Lumrah, jika ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya lagi melacur walau perut saya menjadi membesar. Serta saya pula terus tiba ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah memulai mencolok, serta beliau tampak cukup risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan melecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu kali pertama beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara seluruhnya konsumen saya, saya cuman dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pun tidak tahu. Sebab barangkali sehabis Simbok wafat, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sembari gantenggnya risau. Rasanya saya mau membikin beliau gak cemas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun sehabis saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun masih keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Tetapi saya mbandel. Saya semaput di jalan. Yang pasti ada yang menyaksikan serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun lantaran masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu semua sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan lantaran yang pertamanya kali itu, kamu gak mesti hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama